KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas limpahan rahmat dan kasih-Nya, atas anugerah hidup dan kesehatan yang
telah kami terima, serta petunjuk-Nya sehingga memberikan kemampuan dan
kemudahan bagi kami dalam penyusunan makalah ini.
Didalam makalah ini kami selaku penyusun hanya memiliki
sebatas ilmu yang bisa kami sajikan yaitu dengan topik “ Elektrolisa “. Dimana didalam topik tersebut ada beberapa hal
yang bisa kita pelajari khususnya pengetahuan tentang sel elektrolisa dan
bagaimana reaksi – reaksi yang terdapat didalamnya.
Kami menyadari bahwa keterbatasan pengetahuan dan
pemahaman kami tentang penyajian makalah ini, menjadikan keterbatasan kami pula
untuk memberikan penjabaran yang lebih dalam tentang masalah ini, kiranya mohon
dimaklumi apabila masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan
makalah ini. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritikan dan saran guna
perbaikan untuk pembuatan makalah di hari yang akan datang.
Harapan kami, semoga makalah ini membawa manfaat bagi
kita, setidaknya untuk sekedar membuka cakrawala berfikir kita tentang sel –
sel elektrolisa itu sendiri.
Tidak
lupa kami ucapkan terimakasih kepada ( nama dosen ) selaku dosen pembimbing mata kuliah ( nama mata kuliah ) yang telah
mendorong kami untuk menyelesaikan
susunan makalah ini dengan baik dan benar.
Makassar, .... Juni 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Elektrolisa adalah
reaksi non-spontan yang berjalan akibat adanya arus (aliran elektron) eksternal
yang dihasilkan oleh suatu pembangkit listrik. Dalam sel elektrolisa terjadinya
reaksi kimia karena adanya energi dari luar dalam bentuk potensial atau arus
listrik. Reaksi yang berlangsung pada sel elektrolisa adalah reaksi yang
tergolong dalam reaksi redoks. Dalam sel elektrolisa katoda merupakan kutub
negatif dan anoda merupakan kutub positif. Arus listrik dalam larutan
dihantarkan oleh ion-ion, ion positif (kation) bergerak ke katoda (negatif)
dimana terjadi reaksi reduksi. Ion negatif (anion) bergerak ke anoda (positif)
dimana terjadi reaksi oksidasi. Adapun sel – sel yang terdapat dalam
elektrolisa adalah Sel Volta
atau Galvani, Sel Daniel, Sel Elektrolisis. Dengan menggunakan daftar
potensial elektroda standart dapat diketahui apakah suatu reaksi redoks dapat
berlangsung atau tidak. Elektrolisa juga digunakan dalam kehidupan sehari –
hari seperti dalam industri dan di dalam berbagai pemanfaatan seperti
penyepuhan atau pelapisan atau elektroplating, sintesa atau pembuatan zat
tertentu dan pemurnian logam. Pembahasan tentang sel – sel elektrolisa, cara
kerja elektrolisa dan penggunaan elektrolisa ini akan dibahas dengan rinci pada
sub bab berikutnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas,
maka berikut ini rumusan masalah yang akan dikaji dalam makalah ini, yaitu:
1.
Pengertian Elektrolisa
2.
Sel – Sel Yang Terdapat Dalam Elektrolisa
3.
Cara Kerja Elektrolisa
4.
Penggunaan Sel – Sel Elektrolisa Dalam Kehidupan
Sehari – Hari
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari dibahasnya makalah ini yaitu :
1. Mampu
Menjelaskan Pengertian Elektrolisa
2. Mampu
Menjelaskan Sel – Sel Dalam Elektrolisa
3. Mampu
Menjelaskan Cara Kerja Elektrolisa
4. Mampu
Menjelaskan Penggunaan Elektrolisa Dalam Kehidupan Sehari – Hari
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Elektrolisa
Elektrolisa adalah reaksi non-spontan yang berjalan akibat adanya
arus (aliran elektron) eksternal yang dihasilkan oleh suatu pembangkit listrik.
·
Katoda bermuatan negatif atau disebut elektroda
(–)
·
Terjadi reaksi reduksi
·
Jenis logam tidak diperhatikan, kecuali logam Alkali
(IA) dengan Alkali tanah(IIA), Al dan Mn.
·
Reaksi : 2 H+(aq) + 2e- →H2(g) ion
golongan IA/IIA tidak direduksi; dan penggantinya air 2 H2O(l)
+ 2 e- → basa + H2(g) ion-ion lain
direduksi.
·
Anoda bermuatan positif (+) atau disebut elektroda +
·
Terjadi reaksi oksidasi
·
Jenis logam diperhatikan
Anoda : Pt
atau C ( elektroda inert )
Reaksi:
Ø 4OH- (aq)
→ 2H2O(l) + O2(g) + 4e-
Ø Gugus asam
beroksigen tidak teroksidasi, diganti oleh 2 H2O(l) → asam + O2(g)
Ø Golongan
VIIA (halogen) → gas
Anoda bukan : Pt atau C
Reaksi : bereaksi dengan anoda membentuk garam atau
senyawa lain.
B. Sel – Sel Yang Terdapat Dalam Elektrolisa
Dalam Elektrolisa terdapat tiga sel, yaitu :
1.
Sel Volta atau Galvani
2.
Sel Daniel
3.
Sel Elektrolisis
Ketiga sel elektrolisa diatas,
sebelah kiri sel (anoda) terjadi oksidasi dan sebelah kanan ( katoda ) terjadi
reduksi.
Sel Volta, Daniel, dan Galvani :
Anoda negatif (-) dan katoda positif (+)
Sel Elektrolisis : Anoda positif (+) dan katoda negatif (-)
Sel Elektrolisis : Anoda positif (+) dan katoda negatif (-)
Dalam
elektrolisa :
DGL standard
= Eo = Eokatoda - Eoanoda (harus
positif untuk R spontan)
T = 25oC, P = 1 atm
T = 25oC, P = 1 atm
Jika DGL
< 0 bernilai negatif (-), maka R nonspontan.
Syaratnya :
-
Suatu reaksi berlangsung spontan jika DGL>0
-
Energi bebas ∆Go yang diharapkan agar
reaksi berjalan maka ∆Go< 0 atau (-).
∆Go pada
kesetimbangan yaitu : -RT ln K atau
∆Go =
-nFE (larutan elektrolit atau mengandung listrik)
Persamaan
Nerts :
∆Go =
-RT ln K
∆Go =
-nFE
∆Go = ∆Go
-nFE
= -RT ln K
1. Sel Volta atau Galvani
iSel Volta atau Galvani adalah sel elektrokimia yang melibatkan raksi
redoks dan menghasilkan arus listrik. Kegunaannya adalah untuk mengukur pH
kelarutan. Sel volta terdiri atas elektroda tempat berlangsungnya reaksi
oksidasi disebut anoda(electrode negative), dan tempat berlangsungnya reaksi
reduksi disebut katoda(electrode positif).
Susunan sel
Volta adalah :
Notasi sel :
Y / ion Y // ion X / X
Logam X
mempunyai potensial reduksi yang lebih positip dibanding logam Y , sehingga
logam Y bertindak sebagai anoda dan logam X bertindak sebagai katoda.
Jembatan garam mengandung ion-ion positif dan ion-ion negative yang berfungsi menetralkan muatan positif dan negative dalam larutan elektrolit.
Jembatan garam mengandung ion-ion positif dan ion-ion negative yang berfungsi menetralkan muatan positif dan negative dalam larutan elektrolit.
2. Sel Daniel
Pada Sel Daniel, elektroda Cu dibenamkan dalam larutan tembaga(II) sulfat
atau CuSO4 dan elektroda seng sulfat atau ZnSO4.Pada anoda, Zn mengalami
oksidasi:
Zn(s)→ Zn2+(aq)
+ 2e-
Pada katoda,
Cu mengalami reduksi:
Cu2+(aq) + 2e-
→ Cu(s)
Pada sel
Daniell, kawat dan lampu dihubungkan dengan kedua elektroda. Elektron-elektron
yang "ditarik" dari seng berjalan sepanjang kawat, yang harus
merupakan kawat non-reaktif, menghasilkan arus listrik yang membuat lampu
menyala. Pada sel seperti ini, ion-ion sulfat memainkan peranan penting. Setelah
bermuatan negatif, anion-anion ini terkumpul di anoda untuk mempertahankan
keseimbangan muatan. Sebaliknya, pada katoda ion-ion Cu2+ terakumulasi
untuk mempertahankan keseimbangan muatan ini. Kedua proses ini menyebabkan
sebagian tembaga terakumulasi di katoda dan elektroda seng menjadi
"terlarut" atau "meluruh" ke dalam larutan. Karena kedua
reaksi tidak terjadi sendiri-sendiri (independently), kedua sel harus
dihubungkan (dengan konduktor misalnya) agar ion-ion bergerak bebas. Digunakan
dua wadah keramik yang berbeda untuk masing-masing larutan. Biasanya suatu
"salt bridge" atau jembatan garam digunakan untuk menghubungkan kedua
sel. Pada sel basah seperti ini, ion-ion sulfat bergerak dari katoda menuju
anoda melalui jembatan garam dan kation-kation Zn2+ bergerak dalam
arah sebaliknya.
3. Sel Elektrolisis
Sel Elektrolisi merupakan proses kimia yang
mengubah energi listrik menjadi energi kimia. Komponen yang terpenting dari
proses elektrolisis ini adalah elektroda dan elektrolit.
Elektroda
yang digunakan dalam proses elektolisis dapat digolongkan menjadi dua, yaitu:
·
Elektroda inert, seperti kalsium (Ca), potasium,
grafit (C), Platina (Pt), dan emas (Au).
·
Elektroda aktif, seperti seng (Zn), tembaga (Cu), dan
perak (Ag).
Elektrolitnya
dapat berupa larutan berupa asam, basa, atau garam, dapat pula leburan garam
halida atau leburan oksida. Kombinasi antara elektrolit dan elektroda
menghasilkan tiga kategori penting elektrolisis, yaitu:
1.
Elektrolisis larutan dengan elektroda inert
2.
Elektrolisis larutan dengan elektroda aktif
3.
Elektrolisis leburan dengan elektroda inert
Pada
elektrolisis, katoda merupakan kutub negatif dan anoda merupakan kutub positif.
Pada katoda akan terjadi reaksi reduksi dan
pada anoda terjadi reaksi oksidasi.
C. Cara Kerja Elektrolisa
Dengan
menggunakan daftar potensial elektroda standart dapat diketahui apakah suatu
reaksi redoks dapat berlangsung atau tidak, yaitu bila potensial reaksi
redoksnya positif, maka reaksi redoks tersebut dapat berlangsung. Sebaliknya
jika potensial reaksi redoksnya negatif, reaksi redoks tidak dapat berlangsung.
Perhatikan contoh pada Bagan 1.

Bagan 1.
Potensial reaksi redoks sebagai penentu berlangsung atau tidak berlangsungnya
suatu reaksi
Reaksi yang terjadi pada proses
eletrolisa dibagi menjadi dua bagian yaitu reaksi yang terjadi pada katoda dan
pada anoda.
Reaksi
pada katoda; ion-ion yang brgerak menuju katoda adalah ion-on positif dan pada
katoda terjadi reaksi reduksi. Perhatikan Gambar 2.

Gambar 2. Sel Elektrolisis, Katoda
terjadi reaksi reduksi dan pada anoda terjadi oksidasi
Reduksi untuk ion H+2H+ + 2e-→ H2
Reduksi untuk ion logam, mengikuti
beberapa syarat yang terkait dengan kemudahan ion logam tereduksi dibandingkan
dengan ion H+. Jika kation lebih mudah dioksidasi (atau melepaskan elektron),
maka air yang akan direduksi.
Ion-ion trsebut meliputi Gol IA dan
IIA seperti ion-ion logam alkali dan alkali tanah, terutama ion Na+, K+, Ca2+,
Sr2+, dan Ba2+. Jika ion-ion trsebut lebih mudah tereduksi dibanding ion H+,
maka ion tersebut akan langsung tereduksi seperti ion-ion Cu2+, Ni2+, Ag+.
Reaksi pada Anoda merupakan reaksi
oksidasi. Ion-ion yang bergerak ke anoda adalah ion-ion negatif (anion). Reaksi
yang terjadi dipengaruhi oleh jenis elektroda yang dipakai dan jenis anion.
Anion: ion OH-dan ion sisa asam.
Jika anoda terdiri dari platina,
maka anoda ini tidak mengalami perubahan melainkan ion negatif yang dioksidasi
Ion OH- akan dioksidasi menjadi H2O
dan O2.
4 OH- → 2 H2O + O2 + 4e-
Ion sisa asam akan dioksidasi
menjadi molekulnya. misalnya: Cl- dan Br-2 Cl- → Cl2 + 2e
2 Br- → Br2 + 2e
2 Br- → Br2 + 2e
Ion sisa asam yang mengandung
oksigen. Misalnya: SO42-, PO43-, NO3-, tidak mengalami oksidasi maka yang
mengalami oksidasi adalah air.
2 H2O → 4 H+ + O2 + 4e
Bila elektroda reaktif logam ini
akan melepas elektron dan memasuki larutan sebagai ion positif.
Prinsip ini digunakan dalam proses
penyepuhan dan pemurnian suatu logam.
Perhatikan proses elektrolisa
larutan garam Natrium Sulfat dibawah ini,
Na2SO4 → 2Na+ + SO42-
Dari tabel tampak bahwa Hidrogen
lebih mudah tereduksi dibandingkan logam Natrium.
Demikian pula jika kita bandingkan
antara anion SO42- dengan air, sehingga air akan teroksidasi. Na lebih aktif
dari H sehingga sukar tereduksi, dan SO42- sukar teroksidasi.

Hasil elektrolisis dari larutan Na2SO4
adalah:
-
Pada katoda terjadi gas Hidrogen (H2) dari hasil
reduksi H+ dalam bentuk H2O.
-
Pada Anoda terjadi gas O2 hasil oksidasi dari O2-
dalam bentuk H2O.
Karena terjadi perubahan air menjadi gas hidrogen dan
oksigen, semakin lama air semakin berkurang, sehingga larutan garam Na2SO4
semakin pekat.
D. Penggunaan Sel – Sel Elektrolisa Dalam Kehidupan Sehari – Hari
1. Sel Elektrolisa Dalam Industri
Elektrolisa
digunakan di dalam industri dan di dalam berbagai pemanfaatan seperti
penyepuhan atau pelapisan atau elektroplating, sintesa atau pembuatan zat
tertentu dan pemurnian logam.
Elektroplating
atau penyepuhan merupakan proses pelapisan permukaan logam dengan logam lain.
Misalnya tembaga dilapisi dengan emas dengan menggunakan elektrolit larutan
emas (AuCl3).
Emas (anoda)
: Au(s) → Au3+(aq) + 3e (oksidasi)
Tembaga
(katoda) : Au3+(aq) + 3e → Au(s) (reduksi)
Dari
persamaan reaksi tampak pada permukaan tembaga akan terjadi reaksi reduksi
Au3+(aq) + 3e → Au(s). Dengan kata lain emas Au terbentuk pada permukaan
tembaga dalam bentuk lapisan tipis. Ketebalan lapisan juga dapat diatur sesuai
dangan lama proses reduksi. Semakin lama maka lapisan yang terbentuk semakin
tebal.
Sintesa atau
pembuatan senyawa basa, cara elektrolisa merupakan teknik yang handal. Misalnya
pada pembuatan logam dari garam yaitu K, Na dan Ba dari senyawa KOH, NaOH,
Ba(OH)2, hasil samping dari proses ini adalah terbentuknya serta pada pembuatan
gas H2, O2, dan Cl2. Seperti reaksi yang telah kita bahas. Dalam skala
industri, pembuatan Cl2 dan NaOH dilakukan dengan elektrolisis larutan NaCl
dengan reaksi sebagai berikut:

Proses
pemurnian logam juga mengandalkan proses elektrolisa. Proses pemurnian tembaga
merupakan contoh yang menarik dan mudah dilaksanakan. Pemurnian ini menggunakan
elektrolit yaitu CuSO4. Pada proses ini tembaga yang kotor dipergunakan sebagai
anoda, dimana zat tersebut akan mengalami oksidasi, Cu(s) → Cu2+(aq) + 2e
Reaksi
oksidasi ini akan melarutkan tembaga menjadi Cu2+. Dilain pihak pada katoda
terjadi reaksi reduksi Cu2+ menjadi tembaga murni. Mula-mula Cu2+berasal dari
CuSO4, dan secara terus menerus digantikan oleh Cu2+ yang berasal dari
pelarutan tembaga kotor. Proses reaksi redoks dalam elektrolisis larutan CuSO4
adalah :
CuSO4(aq)
→ Cu2+(aq) + SO42Ͳ(aq)
Katoda:
Cu2+(aq) + 2e → Cu(s)
Anoda :
Cu(s) → Cu2+(aq) + 2e
Pengotor
tembaga umumnya terdiri dari perak, emas, dan platina. Oleh karena E0 unsur Ag,
Pt dan Au > dari E0 Cu, maka ketiga logam tidak larut dan tetap berada di
anoda biasanya berupa lumpur. Demikian juga jika pengotor berupa Fe atau Zn,
unsur ini dapat larut namun cukup sulit tereduksi dibandingkan Cu, sehingga
tidak mengganggu proses reduksi Cu.
2. Penerapan Sel Volta pada aki
Aki atau accumulator merupakan sel volta
yang tersusun atas elektroda Pb dan PbO, dalam larutan asam sulfat yang
berfungsi sebagai elektrolit. Pada aki, sel disusun dalam beberapa pasang dan
setiap pasang menghasilkan 2 Volt.
Aki umumnya kita temui memiliki potensial sebesar 6 Volt (kecil) sebagai sumber arus sepeda motor dan 12 V (besar) untuk mobil. Aki merupakan sel yang dapat diisi kembali, sehingga aki dapat dipergunakan secara terus menerus. Sehingga ada dua mekanisme reaksi yang terjadi. Reaksi penggunaan aki merupakan sel volta, dan reaksi pengisian menggunakan arus listrik dari luar seperti peristiwa elektrolisa. Mekanisme reaksi ditampilkan pada Bagan reaksi.
Aki umumnya kita temui memiliki potensial sebesar 6 Volt (kecil) sebagai sumber arus sepeda motor dan 12 V (besar) untuk mobil. Aki merupakan sel yang dapat diisi kembali, sehingga aki dapat dipergunakan secara terus menerus. Sehingga ada dua mekanisme reaksi yang terjadi. Reaksi penggunaan aki merupakan sel volta, dan reaksi pengisian menggunakan arus listrik dari luar seperti peristiwa elektrolisa. Mekanisme reaksi ditampilkan pada Bagan reaksi.
3.
Penerapan
Sel Volta Pada Baterai
Baterai atau sel kering merupakan salah
satu sel volta, yaitu sel yang menghasilkan arus listrik, berbeda dengan aki,
batere tidak dapat diisi kembali.
Sehingga batere juga disebut dengan sel primer dan aki dikenal dengan sel sekunder.
Batere disusun oleh Seng sebagai anoda, dan grafit dalam elektrolit MnO2, NH4Cl dan air bertindak sebagai katoda. Reaksi yang terjadi pada sel kering adalah : Sel bahan bakar merupakan bagian dari sel volta yang mirip dengan aki atau batere, dimana bahan bakarnya diisi secara terus menerus, sehingga dapat dipergunakan secara terus menerus juga.Bahan baku dari sel bahan bakar adalah gas hidrogen dan oksigen, sel ini digunakan dalam pesawat ruang angkasa, reaksi yang terjadi pada sel bahan bakar adalah :
Sehingga batere juga disebut dengan sel primer dan aki dikenal dengan sel sekunder.
Batere disusun oleh Seng sebagai anoda, dan grafit dalam elektrolit MnO2, NH4Cl dan air bertindak sebagai katoda. Reaksi yang terjadi pada sel kering adalah : Sel bahan bakar merupakan bagian dari sel volta yang mirip dengan aki atau batere, dimana bahan bakarnya diisi secara terus menerus, sehingga dapat dipergunakan secara terus menerus juga.Bahan baku dari sel bahan bakar adalah gas hidrogen dan oksigen, sel ini digunakan dalam pesawat ruang angkasa, reaksi yang terjadi pada sel bahan bakar adalah :
a.
Baterai
Nikel-Kadmium
Baterai
Nikel-Kadmium merupakan baterai kering yang dapat di isi ulang.Reaksi sel yang
terjadi sebagai berikut:
Anode : Cd + 2OH-Cd(OH)2 + 2E
Katode : NiO2 + 2H2O Cd(OH)2
+ Ni(OH)2Cd + NiO2 + 2H2O Cd(OH)2 +
Ni(OH)2
Hasil-hasil
reaksi pada baterai nikel-kadmium merupakan zat padat yang melekat pada kedua
elektrodenya.pengisian dilakukan dengan membalik arah aliran electron pada
kedua electrode.
b.
Baterai
Perak Oksida
Susunan
baterai perak oksida yaitu Zn (sebagai anode), Ag2O (sebagai katode), dan pasta
KOH sebagai elektrolit.reaksinya sebagai berikut:
Anode : Zn + 2OH- Zn(OH)2 + 2e
Katode : Ag2O + H2O + 2e 2Ag + 2OH-
Baterai perak oksida memiliki potensial sel sebesar 1,5 volt dan bertahan dalam waktu yang lama.Kegunaan baterai jenis ini adalah untuk arloji,kalkulator dan berbagai jenis peralatan elektrolit lainnya.
Anode : Zn + 2OH- Zn(OH)2 + 2e
Katode : Ag2O + H2O + 2e 2Ag + 2OH-
Baterai perak oksida memiliki potensial sel sebesar 1,5 volt dan bertahan dalam waktu yang lama.Kegunaan baterai jenis ini adalah untuk arloji,kalkulator dan berbagai jenis peralatan elektrolit lainnya.
4.
Proses
dalam penyepuhan
Elektroplating
atau penyepuhan merupakan proses pelapisan permukaan logam dengan logam lain.
Misalnya tembaga dilapisi dengan emas dengan menggunakan elektrolit larutan
emas (AuCl3).
Emas
(anoda) : Au(s) → Au3+(aq) +
3e (oksidasi)
Tembaga (katoda) : Au3+(aq) + 3e → Au(s) (reduksi)
Dari persamaan reaksi tampak pada permukaan tembaga akan terjadi reaksi reduksi Au3+(aq) + 3e → Au(s). Dengan kata lain emas Au terbentuk pada permukaan tembaga dalam bentuk lapisan tipis. Ketebalan lapisan juga dapat diatur sesuai dangan lama proses reduksi. Semakin lama maka lapisan yang terbentuk semakin tebal.
Tembaga (katoda) : Au3+(aq) + 3e → Au(s) (reduksi)
Dari persamaan reaksi tampak pada permukaan tembaga akan terjadi reaksi reduksi Au3+(aq) + 3e → Au(s). Dengan kata lain emas Au terbentuk pada permukaan tembaga dalam bentuk lapisan tipis. Ketebalan lapisan juga dapat diatur sesuai dangan lama proses reduksi. Semakin lama maka lapisan yang terbentuk semakin tebal.
5.
Proses
Sintesa
Sintesa
atau pembuatan senyawa basa, cara elektrolisa merupakan teknik yang handal.
Misalnya pada pembuatan logam dari garam yaitu K, Na dan Ba dari senyawa KOH,
NaOH, Ba(OH)2, hasil samping dari proses ini adalah terbentuknya serta pada
pembuatan gas H2, O2, dan Cl2. Seperti reaksi yang telah kita bahas.
BAB III
KESIMPULAN
1.
Elektrolisa adalah
reaksi non-spontan yang berjalan akibat adanya arus (aliran elektron) eksternal
yang dihasilkan oleh suatu pembangkit listrik.
2.
Dalam Elektrolisa terdapat
tiga sel, yaitu : Sel Volta atau Galvani, Sel Daniel, Sel
Elektrolisis. Ketiga sel elektrolisa
tersebut, sebelah kiri sel (anoda) terjadi oksidasi dan sebelah kanan ( katoda
) terjadi reduksi.
Sel Volta, Daniel, dan Galvani : Anoda negatif (-) dan katoda positif (+)
Sel Elektrolisis : Anoda positif (+) dan katoda negatif (-)
Sel Elektrolisis : Anoda positif (+) dan katoda negatif (-)
3.
Dengan menggunakan daftar potensial elektroda standart
dapat diketahui apakah suatu reaksi redoks dapat berlangsung atau tidak, yaitu bila
potensial reaksi redoksnya positif, maka reaksi redoks tersebut dapat
berlangsung. Sebaliknya jika potensial reaksi redoksnya negatif, reaksi redoks
tidak dapat berlangsung.
4.
Elektrolisa digunakan di dalam industri dan di dalam
berbagai pemanfaatan seperti penyepuhan atau pelapisan atau elektroplating,
sintesa atau pembuatan zat tertentu dan pemurnian logam.
DAFTAR PUSTAKA
Purba,mechael.2006.kimia SMA Kelas XII.Jakarta: Erlangga
Justiana, sandri.2009. Kimia 3. Jakarta : Yudistira
http://phiin.wordpress.com/2010/10/11/percobaan-elektrolisis/





Tidak ada komentar:
Posting Komentar